Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan sebuah kata yang sebenarnya tidak asing didengar. Saat
kita masih berada dibangku sekolah, pernah mendapat materi pelajaran yang
membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan. Namun, pada kesempatan ini
penulis hanya berbicara tentang pertumbuhan saja dan lebih spesifiknya lagi
adalah pertumbuhan fisik. Pertumbuhan menurut Prof. Dr. H. M. Asrori (2015:31)
adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinyu
dan berlangsung dalam periode tertentu. Sedangkan menurut Neneng Putriyani dan
Siti Rusbiati (dalam https://gaurmakri2015.wordpress.com/perkembangan-peserta-didik/pertumbuhan-fisik-remaja/)
adalah perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja seperti perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh,
munculnya ciri-ciri kelamin primer dan ciri kelamin sekunder.
Pertumbuhan
fisik suatu saat nanti akan membawa sampai pada suatu kondisi jasmaniah yang
siap untuk melaksanakan tugas perkembangan secara lebih memadai yaitu kesiapan
individu untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya.
Kita sering melihat bahwa semakin bertumbuh dewasanya seseorang maka akan
terlihat perubahan tingkah laku yang ditampilkan dari seseorang tersebut.
Pertumbuhan yang semakin sempurna pada jaringan otak seseorang akan menyebabkan
susunan syarat menjadi lebih sempurna sehingga kemampuan berpikir menjadi lebih
tinggi.
Ada dua faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fisik seseorang, yaitu:
A. Faktor Internal
Termasuk kedalam
faktor internal ini adalah: 1. Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang
tuanya. Kita bisa melihat bahwa anak yang terlahir dari keluarga ayah dan ibu
bertubuh tinggi akan menghasilkan keturunan yang tinggi pula. Begitupula sebaliknya.
2. Kematangan. Pertumbuhan fisik seseorang seperti sudah direncanakan oleh
faktor kematangan. Contohnya adalah anak berumur lima bulan atau masih balita
diberi makan yang cukup bergizi supaya pertumbuhan fisiknya seperti otot-otot
pada kaki cepat sampai pada kemampuan untuk berjalan. Ini tidak akan mungkin
berhasil karena untuk mampu berjalan harus menunggu sampai umur lebih dari
sepuluh bulan.
B. Faktor Eksternal
Adapun untuk
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu seperti
kesehatan, makanan dan stimulasi lingkungan. Anak yang sering sakit-sakitan
pasti akan terganggu pertumbuhan fisiknya. Begitu sebaliknya, anak yang sehat
akan cepat membantu dalam pertumbuhan fisiknya. Selain itu, asupan gizi yang
dikonsumsi anak juga berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik anak tersebut. Anak
yang kurang gizi pertumbuhannya akan terhambat, sebaliknya yang cukup gizi
pertumbuhannya akan lancar. Kemudian faktor eksternal lain yang berpengaruh
juga adalah anak yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan
pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan sama
sekali.
Berdasarkan apa yang telah penulis
paparkan di atas, agar pertumbuhan fisik dapat maksimal. Kita bisa
memperhatikan beberapa faktor-faktor berikut:
1. Sarana dan
Prasarana.
Sarana dan
prasarana jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Oleh karena
itu, sekolah dalam Standari Nasional Pendidikan mengharuskan sekolah
menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman agar siswa nyaman dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Misalnya tempat duduk yang kurang sesuai,
ruangan yang gelap dan sempit akan menimbulkan gangguan kesehatan bagi anak.
Penyelenggaraan pendidikan moderen menghendaki agar tempat duduk anak dan meja
dapat di atur sesuai dengan kebutuhan dengan rasio satu banding satu, ruangan
kelas yang bersih, terang dan cukup luas, serta disiplin yang tidak kaku.
2. Waktu Istirahat
Manfaat
istirahat yang cukup tidak hanya untuk kebugaran fisik, tetapi juga memengaruhi
mental, emosional, dan spiritual Anda.
Berikut beberapa
manfaat istirahat yang dapat Anda rasakan bagi kesehatan jiwa dan raga.
a.
Meningkatkan konsentrasi dan produktivitas
Istirahat yang cukup terbukti dapat
meningkatkan fungsi otak, seperti konsentrasi, produktivitas dan aspek kognisi.
Pada anak, beristirahat cukup terbukti dapat membuatnya berperilaku lebih baik
dan memiliki performa akademis yang lebih baik pula.
b.
Meningkatkan performa fisik
Berolahraga secara keras saja tidak
cukup untuk menunjang performa Anda di lapangan, memiliki wakti istirahat yang
cukup juga sama pentingnya.
Sebuah studi menyebutkan bahwa
istirahat setelah berolahraga dapat memperbaiki intensitas performa,
meningkatkan level energi, koordinasi, kecepatan, dan kekuatan mental Anda.
c.
Menurunkan risiko penyakit jantung
Salah satu faktor risiko terjadinya
penyakit jantung adalah tekanan darah tinggi. Berdasarkan catatan Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), istirahat dapat
membuat tubuh otomatis memperbaiki tekanan darahnya. Istirahat yang cukup juga
dapat mencegah Anda terkena penyakit yang berhubungan dengan pola tidur seperti
apnea.
d.
Memperkuat sistem imun
Ketika istirahat, tubuh memperbaiki
diri, melakukan regenerasi sel, dan meredakan peradangan yang terjadi di dalam
tubuh akibat aktivitas Anda sebelumnya. Meski demikian, mekanisme penguatan
sistem imun yang dipengaruhi istirahat ini masih dikaji lebih lanjut.
e.
Kondisi emosi lebih stabil
Anda kemungkinan kecil akan emosional
ketika memiliki waktu istirahat yang cukup. Selain itu, penelitian juga
membuktikan orang yang istirahat dengan cukup lebih peka terhadap emosi orang
lain sehingga sikapnya akan lebih sosial.
f.
Mencegah depresi
Sudah banyak studi yang menyimpulkan
bahwa memiliki waktu istirahat yang cukup dapat menghindarkan Anda dari
penyakit mental seperti depresi. Salah satu tanda depresi sendiri ialah
insomnia alias kelainan tidur yang akut. Depresi juga dapat menimbulkan penyimpangan
perilaku seperti kecenderungan untuk ingin bunuh diri.
3.
Diadakannya jam-jam olah raga bagi para siswa.
Pelajaran olah
raga yang diberikan di sekolah penting adanya bagi pertumbuhan fisik anak
karena dengan olah raga yang dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti
pertumbuhan fisik anak akan memperoleh stimulasi secara teratur pula.